Rinduku pada bumiku begitu menggebu
sebuah desa di balik punggung
bukit itu
hawa sejuk dingin menusuk kalbu
semilir bertiup angin di sela-sela
pepohonan menghijau
dedaunan merindang bagai
mendendang sebuah tembang
tembang-tembang kenangan yang kian
membayang
yang tak akan menghilang hingga
sekarang
Masih melintas jelas berjuta kenangan
padanya
senyum canda dan tawa bahagia berjuta
insan di sana
dalam kesahajaan dan penuh bersaudara
para punggawa yang bijaksana
para dara yang begitu jelita
para pemuda yang begitu perkasa
para tentara yang begitu setia
Rinduku pada anak-anak itu
mereka begitu lucu dan lugu
tanpa malu-malu bergelut dengan
buku-buku
juga bangku-bangku itu demi menuntut
ilmu
bekal hidup di masa depanmu
Kini bumiku tempat berpijak bukanlah
bumi itu
kini indahnya pagi bukan milikku lagi
tak kudengar kicau burung di pagi
hari
tak kulihat bening titik embun di
atas dedaunan
tak kunikmati hangat sinar mentari di
pagi hari
Dinding-dinding tinggi merintang
beton-beton batu menjulang
sekat-sekat jeruji menghalang
jalan-jalan panjang merentang
Desa kusayang
ingin kuberlari pulang
***
0 komentar:
Post a Comment