Friday, 25 December 2015

Rinduku pada bumiku begitu menggebu
 sebuah desa di balik punggung bukit itu
 hawa sejuk dingin menusuk kalbu
semilir bertiup angin di sela-sela pepohonan menghijau
dedaunan merindang  bagai mendendang sebuah tembang
tembang-tembang kenangan yang kian membayang
yang tak akan menghilang hingga sekarang

Masih melintas jelas berjuta kenangan padanya
senyum canda dan tawa bahagia berjuta insan di sana
dalam kesahajaan dan penuh bersaudara
para punggawa yang bijaksana
para dara yang begitu jelita
para pemuda yang begitu perkasa
para tentara yang begitu setia

Rinduku pada anak-anak itu
mereka begitu lucu dan lugu
tanpa malu-malu bergelut dengan buku-buku
juga bangku-bangku itu demi menuntut ilmu
bekal hidup di masa depanmu

Kini bumiku tempat berpijak bukanlah bumi itu
kini indahnya pagi bukan milikku lagi
tak kudengar kicau burung di pagi hari
tak kulihat bening titik embun di atas dedaunan

tak kunikmati hangat sinar mentari di pagi hari
Dinding-dinding tinggi merintang
beton-beton batu menjulang
sekat-sekat jeruji menghalang
jalan-jalan panjang merentang
Desa kusayang
ingin kuberlari pulang


***




0 komentar:

Post a Comment