Monday, 14 December 2015

Sepuluh  tahun lalu ialah bayi mungilku
Buah cintaku dengan bekas pacarku
Hanya susu dan sesuap nasi kuberi kala itu
Kini dia bukan lagi bayi mungilku itu
Kumenyebutnya anak, ialah kini anakku
Yang tumbuh dari buah cintaku dan bekas pacarku itu

Ya, kini dialah anakku
Dia tak lagi berguling merambat dan merangkak
Dia tak hanya bisa menangis dan merengek
Dia telah berjalan, melompat bahkan  berlari
Dia telah punya rasa dan juga kehendak
Dia ingin dimengerti, dipuji dan dihargai
Bukan sekedar didoktrinasi apalagi diintimidasi
Dia butuh kompromi dan toleransi
Mungkin dia mau berekspresi
Demi sebuah prestis dan prestasi

Maka biarkan aku sejenak di depanmu anakku
Dan biarkan juga aku di samping bersamamu anakku
Dan bila tiba waktu, biarkan aku di belakangmu anakku
Seperti Eyang pernah bilang Ing Ngarso Sung Tuladha
Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani 

 ***

0 komentar:

Post a Comment