Sepuluh tahun lalu
ialah bayi mungilku
Dia telah punya rasa dan juga kehendak
Buah cintaku dengan bekas pacarku
Hanya susu dan sesuap nasi kuberi kala itu
Kini dia bukan lagi bayi mungilku itu
Kumenyebutnya anak, ialah kini anakku
Yang tumbuh dari buah cintaku dan bekas pacarku itu
Ya, kini dialah anakku
Dia tak lagi berguling merambat dan merangkak
Dia tak hanya bisa
menangis dan merengek
Dia telah berjalan,
melompat bahkan berlariDia telah punya rasa dan juga kehendak
Dia ingin dimengerti, dipuji dan dihargai
Bukan sekedar didoktrinasi apalagi diintimidasi
Dia butuh kompromi dan toleransi
Mungkin dia mau berekspresi
Demi sebuah prestis dan prestasi
Maka biarkan aku sejenak di depanmu anakku
Dan biarkan juga aku di samping bersamamu anakku
Dan bila tiba waktu, biarkan aku di belakangmu anakku
Seperti Eyang pernah bilang Ing Ngarso Sung Tuladha
Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani
***
0 komentar:
Post a Comment