Lembar komunikasi
Pelajaran Bahasa Indonesia
disusun oleh Agustinus
Suyoto, S.Pd
SMA Stella Duce I Yogyakarta
SMA Stella Duce I Yogyakarta
I. PENGERTIAN
Berita adalah wacana
yang berisi informasi tentang suatu kejadian nyata.
II. JENIS BERITA
Berdasarkan cara penyajiannya, berita
jurnalistik dapat digolongkan menjadi empat, yaitu
a. berita langsung (spot nowe/hard
news)
b. berita ringan (soft news)
c. berita kisah (feature)
d. laporan mendalam (indepth report)
Berita langsung
Yang dimaksud berita langsung (hard
news) adalah penulisan berita di mana informasi terpenting langsung disampaikan
(seawal mungkin) pada pembaca. Format ini biasanya digunakan untuk menyampaikan
peristiwa penting yang sesegera mungkin perlu diketahui oleh pembaca.
Peristiwa yang disampaikan dengan
format berita langsung biasanya adalah peristiwa terkini atau paling aktual
atau terkini. Jika informasi peristiwa sampai ke pembaca agak lambat, nilai
beritanya menjadi berkurang. Tolok ukur aktualitas dalam penulisan berita
adalah media massa yang pertama kali berhasil menginformasikan suatu kejadian
kepada pembaca.
Berita ringan
JIka model berita langsung lebih
mengutamakan aktualitas, berita ringan tidak demikian. Berita ringan lebih
mengutamakan kemenarikan suatu peristiwa. Biasanya berita ringan mengiringi
berita langsung, yaitu menginformasikan sisi manusiawi dari sebuah peristiwa
penting.
Berita ringan terbagi menjadi dua
macam, yaitu
(a) side bar, berita ringan yang
merupakan pelengkap dari berita langsung (hard news)
(b)berita ringan yang berdiri
sendiri, tidak berkaitan dengan berita langsung.
Berita kisah
Yang dimaksud berita kisah adalah
tulisan tentang sebuah kejadian yang dapat menyentuh perasan, menambah
pengetahuan pembaca melalui penjelasan lengkap, rinci, dan mendalam. Berita
kisah tidak mementingkan faktor waktu/aktualitas/kekinian, tetapi lebih
mementingkan faktor kemanusiaan dan penambahan informasi.
Ada beberapa macam berita kisah.
a. News feature,
yaitu berita kisah yang ditulis berdasarkan peristiwa yang baru saja terjadi.
Jadi, model ini mengombinasikan unsur penting dan unsur menarik sekaligus.
b. Profile feature,
yaitu berita kisah tentang tokoh tertentu yang dapat diteladani (bisa
kesuksesannya, perjuangan hidupnya, bisa pula kegagalan hidupnya). Fokusnya
biasanya adalah unsur manusiawi.
c. How to do it feature, yaitu berita
kisah tentang penjelasan bagaimana melakukan sesuatu. Petunjuk tentang
perjalanan mudik bisa menjadi contoh model ini.
d. Human interest feature, yaitu berita
kisah yang menonjolkan hal-hal yang menyentuh perasaan pembaca.
Laporan mendalam
Pada dasarnya bentuk laporan mendalam
sama dengan berita kisah. Perbedaannya terletak pada kandungan kemanusiaannya.
JIka dalam berita kisah faktor manusiawi menjadi pertimbangan utama, laporan
mendalam belum tentu memuat unsur manusiawi. Laporan mendalam lebih memfokuskan
diri pada investigasi suatu peristiwa : mencari tahu secara lengkap, mendalam,
dan analitis.
III. ISI BERITA
Dapat disampaikan secara singkat bahwa isi pokok berita
adalah unsur-unsur informasi pokok dari sebuah peristiwa, yang meliputi
a. What (apa peristiwanya)
b. Who (siapa yang mengalami peristiwa tersebut)
c. When (kapan peristiwa terjadi)
d. Where ( di mana tempat peristiwa terjadi)
e. Why (mengapa bisa terjadi)
f. How (bagaimana kronologi
kejadiannya)
Enam pokok informasi tersebut sebenarnya disampaikan kepada
pembaca bukan hanya sekali, melainkan sampai tiga kali.
Pertama, disampaikan melalui judul berita.
Judul berita merupakan intisari dari teras berita. Judul berita biasanya
diambil/dirumuskan dari beberapa (dua atau tiga) unsur 5W+1H.
Kedua, disampaikan melalui teras
berita. Teras berita merupakan informasi lengkap 5W+1H, terdapat pada paragraph
pertama dari sebuah berita.
Ketiga, disampaikan melalui tubuh
berita. Tubuh berita merupakan penjelasan lebih lengkap dari masing-masing
unsur teras berita (5W+1H).
IV. NILAI SEBUAH PERISTIWA
Dapat dipastikan bahwa sebuah berita
ditulis berdasarkan peristiwa nyata. Namun, tidak semua peristiwa nyata layak
untuk diberitakan (ditulis oleh wartawan dan dimuat di media massa). Hali
berkaitan dengan daya tarik suatu peristiwa, yang tentu pada ujungnya berkaitan
dengan dibaca tidaknya sebuah media massa.
Kunci pokok kelayakan suatu peristiwa
diberitakan adalah unsur penting (tidaknya) suatu peristiwa dan menarik
(tidaknya) suatu peristiwa. Ada enam unsur yang dapat digunakan untuk
menentukan penting dan menariknya sebuah peristiwa. Keenam unsur tersebut
diurutkan dari penting (atas) ke menarik (bawah).
- Significance (penting), yaitu suatu kejadian yang berpotensi memengaruhi kehidupan banyak orang, yang mempunyai akibat terhadap pembaca.
- Timeliness (waktu), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi, atau baru disampaikan.
- Magnitude (besar), yaitu suatu peristiwa yang menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan banyak orang.
- Proximity (kedekatan), yaitu peristiwa yang dekat dengan pembaca, dekat secara geografis, dapat pula dekat secara emosional.
- Prominence (ketenaran), yaitu peristiwa yang menyangkut hal-hal terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca.
- Human interest (manusiawi), yaitu peristiwa yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca.
Dalam rumusan yang sedikit berbeda dapat dikatakan bahwa
suatu peristiwa menjadi layak untuk diberitakan jika
a.
merupakan
peristiwa aktual (paling akhir terjadi)
b.
berhubungan
dengan tokoh terkenal (public figure)
c.
berkaitan
dengan jumlah yang besar
d.
peristiwa
langka (jarang terjadi)
e.
peristiwa
unik (lain dari yang lain)
f.
dekat
(lokasi atau emosional) dengan pembaca
g.
ada
unsur manusiawi
h.
berkaitan
dengan lingkungan hidup (keberlangsungan hidup manusia)
IV. FORMAT PENULISAN BERITA
Secara umum, format penulisan sebuah
karya tulis dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu format piramida tegak,
format piramida terbalik, dan format bejana.
Yang dimaksud format piramida tegak
adalah format penulisan di mana informasinya diurutkan dari informasi yang
paling tidak penting menuju informasi yang paling penting. Format penulisan ini
biasanya dipakai dalam menulis karya sastra. Tujuan penulisan dengan format ini
adalah mengikat perhatian pembaca selama mungkin, jika perlu sampai akhir
tulisan.
Yang dimaksud format bejana adalah
format penulisan di mana komposisi panjang tulisan memberikan porsi lebih
banyak pada bagian isi tulisan. Format ini biasa dipakai dalam menulis laporan
penelitian dan karya ilmiah. Bagian pendahuluan, landasan teori, dan metodologi
penelitian seharusnya lebih pendek bila dibandingkan dengan bagian pembahasan.
Demikian pula bagian kesimpulan seharusnya lebih pendek dari bagian lainnya.
Yang dimaksud format piramida
terbalik adalah format penulisan di mana informasi diurutkan mulai dari yang
paling penting menuju informasi yang paling tidak penting. Tujuan penulisan
dengan format ini adalah memberikan informasi selengkap mungkin
secepat-cepatnya. Jadi, format ini tidak “memaksa”pembaca untuk setia membaca
tulisan sampai paragraph terakhir, bergantung pada ketersediaan waktu para
pembaca.
Ada beberapa alasan dipilihnya format
piramida terbalik dalam penulisan berita (terutama berita hard news) yaitu,
- Memudahkan penulis berita (wartawan) dalam melaporkan liputannya sesuai dengan kecepatan pemerolehan informasi dari suatu peristiwa. Pertama kali hanya mencari informasi pokok (5W+1H), selanjutnya baru mencari informasi lebih dalam lagi, dan seterusnya. Setiap informasi yang diperoleh dapat langsung dilaporan tanpa mengurangi isi informasi yang diinginkan oleh pembaca.
- Memudahkan editor dalam mengedit/menyeleksi naskah. Dengan format ini dimungkinkan bagi seorang editor untuk memotong/mengurangi panjang tulisan hanya dengan menghapus paragraph-paragraf tertentu (dari akhir tulisan menuju awal tulisan) sesuai dengan penting tidaknya sebuah berita.
- Memudahkan penata letak (artistic) dalam mengatur letak naskah. Penata letak dapat memotong tulisan dan melanjutkannya ke halaman bersambung secara sembarangan tanpa mengubah isi naskah.
Daftar Pustaka
Siregar, Ashadi. Dkk. 1998. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk
Media Massa. Yogyakarta : Kanisius.
May Lan. 2002. Pers, Negara, dan Perempuan :Refleksi atas Praktik Jurnalisme Gender
pada Masa Orde Baru. Yogyakarta : Kalika
0 komentar:
Post a Comment