Monday, 21 December 2015

Lembar komunikasi Pelajaran Bahasa Indonesia
disusun oleh Agustinus Suyoto, S.Pd
SMA Stella Duce I Yogyakarta


I. PENGERTIAN
Berita adalah wacana yang berisi informasi tentang suatu kejadian nyata.

II. JENIS BERITA
Berdasarkan cara penyajiannya, berita jurnalistik dapat digolongkan menjadi empat, yaitu
a. berita langsung (spot nowe/hard news)
b. berita ringan (soft news)
c. berita kisah (feature)
d. laporan mendalam (indepth report)

Berita langsung
Yang dimaksud berita langsung (hard news) adalah penulisan berita di mana informasi terpenting langsung disampaikan (seawal mungkin) pada pembaca. Format ini biasanya digunakan untuk menyampaikan peristiwa penting yang sesegera mungkin perlu diketahui oleh pembaca.
Peristiwa yang disampaikan dengan format berita langsung biasanya adalah peristiwa terkini atau paling aktual atau terkini. Jika informasi peristiwa sampai ke pembaca agak lambat, nilai beritanya menjadi berkurang. Tolok ukur aktualitas dalam penulisan berita adalah media massa yang pertama kali berhasil menginformasikan suatu kejadian kepada pembaca.

Berita ringan
JIka model berita langsung lebih mengutamakan aktualitas, berita ringan tidak demikian. Berita ringan lebih mengutamakan kemenarikan suatu peristiwa. Biasanya berita ringan mengiringi berita langsung, yaitu menginformasikan sisi manusiawi dari sebuah peristiwa penting.
Berita ringan terbagi menjadi dua macam, yaitu
(a) side bar, berita ringan yang merupakan pelengkap dari berita langsung (hard news)
(b)berita ringan yang berdiri sendiri, tidak berkaitan dengan berita langsung.

Berita kisah
Yang dimaksud berita kisah adalah tulisan tentang sebuah kejadian yang dapat menyentuh perasan, menambah pengetahuan pembaca melalui penjelasan lengkap, rinci, dan mendalam. Berita kisah tidak mementingkan faktor waktu/aktualitas/kekinian, tetapi lebih mementingkan faktor kemanusiaan dan penambahan informasi.
Ada beberapa macam berita kisah.
a.      News feature, yaitu berita kisah yang ditulis berdasarkan peristiwa yang baru saja terjadi. Jadi, model ini mengombinasikan unsur penting dan unsur menarik sekaligus.
b.      Profile feature, yaitu berita kisah tentang tokoh tertentu yang dapat diteladani (bisa kesuksesannya, perjuangan hidupnya, bisa pula kegagalan hidupnya). Fokusnya biasanya adalah unsur manusiawi.
c.       How to do it feature, yaitu berita kisah tentang penjelasan bagaimana melakukan sesuatu. Petunjuk tentang perjalanan mudik bisa menjadi contoh model ini.
d.      Human interest feature, yaitu berita kisah yang menonjolkan hal-hal yang menyentuh perasaan pembaca.

Laporan mendalam
Pada dasarnya bentuk laporan mendalam sama dengan berita kisah. Perbedaannya terletak pada kandungan kemanusiaannya. JIka dalam berita kisah faktor manusiawi menjadi pertimbangan utama, laporan mendalam belum tentu memuat unsur manusiawi. Laporan mendalam lebih memfokuskan diri pada investigasi suatu peristiwa : mencari tahu secara lengkap, mendalam, dan analitis.

III. ISI BERITA
Dapat disampaikan secara singkat bahwa isi pokok berita adalah unsur-unsur informasi pokok dari sebuah peristiwa, yang meliputi
a. What (apa peristiwanya)
b. Who (siapa yang mengalami peristiwa tersebut)
c. When (kapan peristiwa terjadi)
d. Where ( di mana tempat peristiwa terjadi)
e. Why (mengapa bisa terjadi)
f. How (bagaimana kronologi  kejadiannya)

Enam pokok informasi tersebut sebenarnya disampaikan kepada pembaca bukan hanya sekali, melainkan sampai tiga kali.
 Pertama, disampaikan melalui judul berita. Judul berita merupakan intisari dari teras berita. Judul berita biasanya diambil/dirumuskan dari beberapa (dua atau tiga) unsur 5W+1H.
Kedua, disampaikan melalui teras berita. Teras berita merupakan informasi lengkap 5W+1H, terdapat pada paragraph pertama dari sebuah berita.
Ketiga, disampaikan melalui tubuh berita. Tubuh berita merupakan penjelasan lebih lengkap dari masing-masing unsur teras berita (5W+1H).

IV. NILAI SEBUAH PERISTIWA
Dapat dipastikan bahwa sebuah berita ditulis berdasarkan peristiwa nyata. Namun, tidak semua peristiwa nyata layak untuk diberitakan (ditulis oleh wartawan dan dimuat di media massa). Hali berkaitan dengan daya tarik suatu peristiwa, yang tentu pada ujungnya berkaitan dengan dibaca tidaknya sebuah media massa.

Kunci pokok kelayakan suatu peristiwa diberitakan adalah unsur penting (tidaknya) suatu peristiwa dan menarik (tidaknya) suatu peristiwa. Ada enam unsur yang dapat digunakan untuk menentukan penting dan menariknya sebuah peristiwa. Keenam unsur tersebut diurutkan dari penting (atas) ke menarik (bawah).
  1. Significance (penting), yaitu suatu kejadian yang berpotensi memengaruhi kehidupan banyak orang, yang mempunyai akibat terhadap pembaca.
  2. Timeliness (waktu), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi, atau baru disampaikan.
  3. Magnitude (besar), yaitu suatu peristiwa yang menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan banyak orang.
  4. Proximity (kedekatan), yaitu peristiwa yang dekat dengan pembaca, dekat secara geografis, dapat pula dekat secara emosional.
  5. Prominence (ketenaran), yaitu peristiwa yang menyangkut hal-hal terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca.
  6. Human interest (manusiawi), yaitu peristiwa yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca.

Dalam rumusan yang sedikit berbeda dapat dikatakan bahwa suatu peristiwa menjadi layak untuk diberitakan jika
a.      merupakan peristiwa aktual (paling akhir terjadi)
b.      berhubungan dengan tokoh terkenal (public figure)
c.       berkaitan dengan jumlah yang besar
d.      peristiwa langka (jarang terjadi)
e.      peristiwa unik (lain dari yang lain)
f.        dekat (lokasi atau emosional) dengan pembaca
g.      ada unsur manusiawi
h.      berkaitan dengan lingkungan hidup (keberlangsungan hidup manusia)

IV. FORMAT PENULISAN BERITA
Secara umum, format penulisan sebuah karya tulis dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu format piramida tegak, format piramida terbalik, dan format bejana.

Yang dimaksud format piramida tegak adalah format penulisan di mana informasinya diurutkan dari informasi yang paling tidak penting menuju informasi yang paling penting. Format penulisan ini biasanya dipakai dalam menulis karya sastra. Tujuan penulisan dengan format ini adalah mengikat perhatian pembaca selama mungkin, jika perlu sampai akhir tulisan.

Yang dimaksud format bejana adalah format penulisan di mana komposisi panjang tulisan memberikan porsi lebih banyak pada bagian isi tulisan. Format ini biasa dipakai dalam menulis laporan penelitian dan karya ilmiah. Bagian pendahuluan, landasan teori, dan metodologi penelitian seharusnya lebih pendek bila dibandingkan dengan bagian pembahasan. Demikian pula bagian kesimpulan seharusnya lebih pendek dari bagian lainnya.

Yang dimaksud format piramida terbalik adalah format penulisan di mana informasi diurutkan mulai dari yang paling penting menuju informasi yang paling tidak penting. Tujuan penulisan dengan format ini adalah memberikan informasi selengkap mungkin secepat-cepatnya. Jadi, format ini tidak “memaksa”pembaca untuk setia membaca tulisan sampai paragraph terakhir, bergantung pada ketersediaan waktu para pembaca.

Ada beberapa alasan dipilihnya format piramida terbalik dalam penulisan berita (terutama berita hard news) yaitu,
  1. Memudahkan penulis berita (wartawan) dalam melaporkan liputannya sesuai dengan kecepatan pemerolehan informasi dari suatu peristiwa. Pertama kali hanya mencari informasi pokok (5W+1H), selanjutnya baru mencari informasi lebih dalam lagi, dan seterusnya. Setiap informasi yang diperoleh dapat langsung dilaporan tanpa mengurangi isi informasi yang diinginkan oleh pembaca.
  2. Memudahkan editor dalam mengedit/menyeleksi naskah. Dengan format ini dimungkinkan bagi seorang editor untuk memotong/mengurangi panjang tulisan hanya dengan menghapus paragraph-paragraf tertentu (dari akhir tulisan menuju awal tulisan) sesuai dengan penting tidaknya sebuah berita.
  3. Memudahkan penata letak (artistic) dalam mengatur letak naskah. Penata letak dapat memotong tulisan dan melanjutkannya ke halaman bersambung secara sembarangan tanpa mengubah isi naskah.


Daftar Pustaka
Siregar, Ashadi. Dkk. 1998. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa. Yogyakarta : Kanisius.
May Lan. 2002. Pers, Negara, dan Perempuan :Refleksi atas Praktik Jurnalisme Gender pada Masa Orde Baru. Yogyakarta : Kalika

0 komentar:

Post a Comment