Kudengar gemuruh tapi bukan pula guruh
Memancar awan panas memerah pijar
Menyembul dari ujung sebuah gunung
Gulung bergulung menyebar arah
Berarak menyusur lereng menurun lembah
Meliuk menyisir kali mesra menyapa semua
Dalam hangat selimut abu debu dan batu
Dedaunan pun luruh, pepohonan pun lusuh
Gersang meranggas hangus mengarang batu
Menggeliat gelepar tubuh -tubuh berseluruh
Bergelimpang orang-orang meraung mengerang
Larut terhanyut dalam dekap dicumbu awan
Kemudian tenggelam dalam bisu menyisa anyir darah
Berbalut lumpur hitam melepuh tubuh-tubuh
Orang-orang tunggang langgang melintang pukang
Di belakang mengejar awan hitam bergulung-gulung
Menerkam melumat segala apa terkejar
Merapi...
Geliatmu petaka kami lelapmu nikmat kami
Barangkali kau sedang tepati janji menebar rezeki di muka bumi
Mungkin begitu kau imbangkan perut dan muka bumi
Kini waktu menjadi milikmu buatmu menari-nari
Dan biarkan sejenak ku menepi menyingkir diri
Di bawah kemah-kemah berserah pasrah
Demi keselamatan jiwa dan raga kami
Berharap kau kembali lelap dalam tidur panjangmu
Dalam selimut segar hijau dedaunan di seluruh muka bumi
***