Showing posts with label Kisah. Show all posts
Showing posts with label Kisah. Show all posts

Saturday 23 January 2016

Pada Kamis 25 November 2015 aku mengikuti retret di Puspanita. Salah satu kegiatan yang kami lakukan hari itu adalah bekerja untuk mendapatkan makan siang dan terapi air. Kelompok kami memutuskan untuk membantu membersihkan ladang dan kebun dan juga kolam. Hal yang harus kami lakukan di kebun adalah mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh. Ini merupakan kegiatan yang sangat melelahkan. 

Pada saat kami bekerja, kami mendekati kalkun yang bernama Tono dan Tini. Awalnya kami sedikit ragu untuk mendekati kalkun-kalkun tersebut, tetapi suster datang dan berkata bahwa mereka hanya ingin dielus. Beberapa dari kami mulai mengelus Tini. Akan tetapi, Tono hanya ingin dielus sama suster karena dulu ia pernah dipukuli seorang satpam sehingga ia mengalami sedikit trauma.

Setelah bekerja di kebun, kami mulai berpindah tempat untuk membersihkan kolam. Tetapi belum lama di sana, kami sudah dipanggil untuk kembali ke aula.

By. Shania 

***
Pada malam natal, saya mengikuti misa di gereja bersama keluarga. Kami tiba di gereja 2 jam lebih awal agar mendapat tempaat duduk di dalam gereja. Tetapi pada saat kami tiba, sudah ada banyak orang di dalam gerja dan untungnya kami masih mendapat tempat duduk. Pada keesokan harinya, yaitu pada hari natal, kami makan malam dengan saudara-saudara karena ada yang berulang tahun. Saya diberi kado natal yaitu sebuah buku novel yang lumayan besar dan tebal.

Pada malam tahun baru, saya dan keluarga makan bersama saudara-saudara yang lain di rumah nenek. Kami semua tiba lebih awal agar bisa bermain dan ada yang membantu memasak makanan serta memanggang daging. Setelah makan, saya diajak bermain kembang api dan menyaksikan petasan oleh saudara yang tinggal tak jauh dari rumah, jadi kam memutuskan untuk pergi ke sana. Pada saat kami tiba, sudah ada yang mulai bermain kembang api. Akupun ikut bermain dan tak lama kemudian salah satu saudaraku mengusulkan untuk bermain petasan yang ia punya. Ia pun menyiapkan petasan dan menyalakannya. Kami semua kaget ketika petasan itu meluncur ke langit karena terjadi secara tiba-tiba. Ketika petasan kedua dinyalakan tidak terjadi apa-apa. Kami menunggu petasan itu meluncur, tetapi tetap tak terjadi apa-apa. Sehingga saudaraku itu memutuskan untuk menyalakannya lagi, tapi tepat ketika ia ingin menyalahkan petasan, petasan itu meluncur ke langit dan membuatnya kaget dan lari ketakutan. Kami semua tertawa meski sedikit kaget juga. Karena saudaraku kapok bermain petasan, ia mengambil petasan jenis lain. Petasan itu ditaruh di tanah dan ia nyalakan. Ia mengaku semburan kembang apinya mencapai 5 meter. 

Namun setelah dinyalakan petasan itu hanya mengeluarkan kembang-kembang api kecil saja untuk beberapa detik. Kami semua mengejek saudaraku itu korban PHP abang penjual petasan dan tiba-tiba petasan itu menyemburkan kembang api yang dasyat. Saudaraku itu berkata kalau petasannya tiba-tiba seperti itu karena marah atas ejekan kami dan kita semua mendapat balasan karena mengejeknya. Saudara-saudaraku yang lain ada yang lari ketakutan dan bahkan ada yang memeluk tiang listrik.
By. Shania





*** 

Pada hari Rabu, Kamis dan Jumat sekolah kami megadakan ret-ret untuk anak-anak kelas 9 ke Ciawi. Di sana kami dididik untuk lebih disiplin lagi dalam segala hal, lebih baik dan dewasa dengan cara yang erbeda. Salah satu pengalaman yang paling menarik dan mendidik adalah pada saat melakukan terapi air. Terdapat empat kolam di sana, satu kolam terawat bersih, dua kolam masih jernih karena bersih yang ketiga dangkal dan agak keruh, keempat sangat keruh karena air hujan dan air dari segala kndisi dibiarkan masuk.

Uniknya dalam terapi ini, kita diajarkan untuk berdamai dengan air, tidak diperbolehkan untuk buang air kecil sembarangan, karena dari air keruh itulah nantinya akan diolah kembali menjadi air yang semula bersih dan jernih. Awalnya kita memasuki kolam pertama satu persatu dengan lembut, kolam kedua juga masih dimasuki satu persatu dengan lembut. Di kolam kedua ini kita dapat meminta satu permintaan yang nantinya akan dikabulkan oleh Tuhan. Kolam ketiga sangat dangkal sehingga kami lebih memilih kolam keempat yang lebih luas dan agak dalam.

Di kolam keempat kita bermain air, sangat seru, tidak ada yang jijik terhadap air, walaupun airnya kotor. Kita tetap seru-seruan bareng. Hingga akhirnya kita basah semua, dan tiba saatnya untuk mandi dan bersiap-siap untuk acara selanjutnya. Merupakan suatu kenangan yang sangat menarik dan tak terlupakan karena hal ini tak mungkin untuk kita lakukan di Jakarta lagi.
 
By. Nathasya

***
Pada liburan yang lalu saya dan orangb tua saya berlibur ke Yogyakarta. Kami mengunjungi banyak tempat wisata seperti, Candi Borobudur, Candi prambanan, Pantai Indrayanti. Dari tempat yang kami kunjungi, ada satu tempat yang sangat mengesan bagi kami, yaitu Lava Tour Merapi. Lava Tour Merapi sendiri merupakan sebuah perjalanan wisata menggunakan mobil jeep berkeliling melihat desa-desa sekitar gunung Merapi yang hancur terkena europsi.

Lava Tour Merapi memiliki 3 paket perjalanan yaitu, perjalanan singkat /1 jam, perjalanan menengah/2 jam, perjalanan panjang/3 jam. Sayang sekali, saat itu waktu kami terbatas sehingga kami memilih paket paling singkat/1 jam. Selama 1 jam, kami diajak berkeliling melihat rumah warga/penduduk yang terkena europsi, Batu Alien dan Banker. Kami juga dihimbau untuk menggunakan masker karena jalan yang dilalui sangat berdebu.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah rumah warga/penduduk yang terkena europsi. Di sana kami dapat melihat melihat rumah, foto dan barang warga yang hancur terkena europsi. Menurut warga sekitar Merapi sering sekali mengalami europsi tetapi europsi yang terbesar terjadi pada 5 November 2010 tepatnya pukul 17.02 WIB.

Tempat selanjutnya yang kami kunjungi adalah Batu Alien yaitu sebuah batu besar berbentuk wajah. Batu ini juga merupqakan salah satu hasil dari europsi Merapi. Di balik batu ini pun terdapat pemandangan yang sangat indah.

Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan ke tempat ke-3 yaitu Banker. Banker adalah tempat persembunyianzaman Belanda yang terletak di bawah tanah. Pada bagian atas banker, terdapat pemandangan yang sangat bagus. Perjalanan kali ini, merupakan perjalanan yang mengasyikkan dan tak akan terlupakan karena bencana alam ini tidak sengaja terciptalah tempat wisata yang indah dan menarik.


By. Nathasya







                                                                      ***

Hari ini adalah hari yang sangat menakutkan. Di saat aku pulang sekolah, belum ada orang yang menjemputku. Aku menunggu orang tuaku menjemputku. Namun, tak lama kemudian, ada seorang lelaki berbadan besar datang menghampiriku dan memberiku beberapa permen dan cokelat. Aku tidak ingin menerimanya. Dan orang itu seketika berubah wajahnya menjadi marah dan keji. Aku pun berlari menjauh darinya. Namun ia mendekat dan menarik tanganku. Aku pun berteriak minta tolong. Namun keadaan sekolahku waktu itu sangat sepi. Rata-rata murid sudah pulang. Untung saja, seorang satpam mendengarku dan mengusir lelaki itu.
Karena hari sudah menjelang sore, dan orang tuaku belum menjemputku, aku memutuskan untuk pulang sendiri karena aku sudah hafal jalan menuju rumahku. Di perjalanan aku merasa ada seseorang yang mengikutiku. Namun ketika aku melihat ke belakang, seseorang itu hilang seketika. Aku sungguh takut, dan rasanya ingin menangis. Karena hari sudah mulai gelap, aku merasa merinding merasakan hembusan angin malam yang dingin dan pohon-pohon yang daunnya bergerak-erak. Untungnya, aku sampai di rumah dengan selamat

By, Stefani


***
Pada saat aku masih duduk di kelas  satu Sekolah Dasar, aku mempunyai dua sahabat karib, Naomi dan Maria. Naomi adalah anak yang mudah terpengaruh dengan apa yang ia tonton, jika ia menonton film detektif, esok harinya ia akan membawa topi dan kaca pembesar lalu berperilaku seperti detektif, jika ia menonton film “Dora The Explorer”, maka esok harinya ia sudah berperilaku seperti penjelajah.

Suatu hari, sehabis Naomi menonton film horror, ia menyampaikan kepada kami bahwa ia ingin membentuk kelompok pencari hantu dengannya, Maria dan aku sebagai anggotanya. Aku menolak mentah-mentah ide itu karena aku tidak percaya dengan hal semacam hantu. Naomi berkata bahwa itulah tujuannya membentuk kelompok ini. Ia ingin membuktikan bahwa hantu itu tidak ada. Akhirnya, terbentuklah kelompok itu.

Esok harinya, Naomi langsung member tahu informasi yang ia dapat kepadaku dan Maria, bahwa tangga sekolah kami ada hantu. Di sinilah kami tiga anak kecil pemberani sehabis pulangb sekolah, kami bersembunyi di balik tembok untuk mengawasi tangga berhantu itu. Angin bertiup lebih kencang dari biasanya, langit tampak mendung.

Naomi :”Perhatikan baik-baik!”
Maria  : “Aku tak melihat apapun…!”
Aku : “Kan sudah aku bilang, tak aka ada apa-apa.”
Naomi : “Lihat saja, sebentar lagi pasti hantu itu muncul!”
Saat kami asyik berdebat, sesosok bayangan hitam muncul.
“Lari……!”
“Tuhkan, apa yang aku bilang benar,” ucap Naomi. Aku dan Maria tidak merespon apapun muka kami sudah pucat pasi.

Dua hari setelah kejadian itu, aku baru masuk sekolah lagi, karena demam selama dua hari. Tiba-tiba Pak Pur, petugas kebersihan di sekolahku mendatangiku.
Pak Pur : “Dua hari yang lalu, saya lihat kamu dan dua temanmu kabur melihat saya, ada apa?”
Aku : “Kami melihat hantu di tangga, Pak..!”
Tiba-tiba Pak Pur tertawa sangat keras…
“Kalian salah lihat, yang kalian lihat itu bukan hantu, itu saya,” ucap Pak Pur. Aku menjadi semakin bingung. Jadi, Pak Pur adalah hantu?

Lalu, Pak Pur menunjukkan jaket hitam yang ia pakai saat itu. Rasanya malu sekali. Aku langsung mencari Naomi dan Maria, lalu mengajak mereka menemui Pak Pur. Kami sadar bahwa yang kami lihat itu Pak Pur bukan hantu berjubah hitam yang diceritakan Naomi. Akhirnya, kelompok pencari hantu itupun dibubarkan. Rasanya lega sekali karena ternyata tak ada yang namanya hantu. Semenjak itu, Naomi tak lagi terpengaruh tontonan yang ia lihat.

By. Grace 
***
Siang itu aku dan beberapa temanku berkumpul di rumah salah satu temanku untuk mengerjakan tugas kelompok prakarya. Kami dibantu ayah temanku dalam mengerjakan tugas karena tugas ini membutuhkan bantuan orang dewasa. 
Karena bosan, salah seorang temanku malah bermain game Minecraft dan mengajak teman-teman yang lain untuk ikut bermain. Di dalam game itu, temanku membuat semacam bangunan dan malah meledakkannya hingga hancur. Mereka pun ditegur ketua kelompok kami dan mereka disuruh melakukan tugas lain.

Ternyata, keusilan teman-teman kelompok masih berlanjut, mereka mulai menyembunyikan Hp teman yang lain di berbagai tempat. Aku pun ikut menjadi korban. Hpku tidak ada di sofa tempat aku meletakkannya terakhir kali. Setelah mencarinya, aku menemukan Hpku di dekat tong penampungan air.

Ketika kami membuang sampah-sampah ke tempat sampah dekat rumah, kami didekati anjing jalanan. Awalnya, anjing itu terlihat baik-baik saja, tetapi ketika kita mulai masuk kembali ke rumah, anjing jalanan itu mulai menggonggong dan menakuiti salah seorang temanku. Teman-teman yang lain segera melakukan ide usilnya, yaitu mengunci pintu pagar dan membiarkan temanku itu terjebak di luar bersama dengan anjing jalanan.

Temanku itu menyadari bahwa sedang dijebak teman-teman yang lain dan mencoba membuka pintu pagar rumah.  Namun, anjing jalanan itu mulai bergerak dan mengejar temanku. Ia tampak ketakukan dikejar anjing jalanan dan mencoba kabur dari anjing itu.
Lalu sepertinya ia mempunyai ide untuk menakut-nakuti balik anjing tersebut. Sayangnya bukan anjing itu yang lari ketakutan, malah temanku itu yang lari akibat kejaran anjing itu lagi. Karena teman-teman yang lain merasa kasihan, akhirnya mereka membuka pintu pagar dan membiarkan teman korban kejaran anjing jalanan itu masuk. Setelah masuk, ia segera menutup pintu pagar agar anjing jalanan itu tidak bisa masuk. Kejadian itu sangat menghibur kami semua dan merupakan salah satu kejadian tak terlupakan.

Beberapa waktu kemudian, kami pergi mencari anjing jalanan itu tetapi kami sangat kecewa karena tidak menemukannya. Akhirnya kami bermain basket dan sepeda di lapangan dekat rumah temanku itu. Karena siang itu cuaca sangat panas, kami hanya bermain sebentar dan melanjutkan tugas kita sebelum hari menjadi sore. Sangat disayangkan, kami tidak dapat menemukan anjing itu.

By. Stella M 
**** 

Monday 21 December 2015

Ini kali pertama anakku gak mau pulang
Sudah bolak-balik aku mencoba menjemputnya
Telah beberapa cara kucoba meranyunya
Tapi ia ngotot gak mau pulang juga
Ia ngotot bermalam di rumah pengasuhnya
Aku kehabisan akal
Tak tahu lagi gimana cara mengajaknya pulang
Sedang untuk memaksa aku tak tega
Takut kena pasal kekerasan dalam keluarga
Akhirnya kumengalah juga
Kubiarkan malam ini dia di sana

Sempat kubertanya padanya
Mengapa pengen tidur di sana
Dengan polosnya dia berkata
Atha mau tidur sama dede
Kan di rumah ada dede juga kataku
Atha mau dede beneran bukan dede boneka
Katanya polos dan jujur
Terdengar jelas di telingaku
Mungkin dia berasa sepi
Bila di rumah cuma sendiri
Bermain hanya dengan boneka

Dalam hati kuberkata
Biarkan kumenjadi dedemu anakku
Bila itu memang kamu mau
Asalkan aku selalu bersamamu
Tidak seperti malam ini

***






Wednesday 9 December 2015

Sedang saya menyuntuki seabrek kain bekas cuci yang harus segera disulap kembali menjadi rapi, terdengar olehku celoteh anakku dengan ibunya di sela-sela keasyikannya nonton televisi:
“Mama.., Mama… Kenapa sih Mama nggak nikah lagi sama cowok ganteng?”
Sesaat kemudian terdengar mamanya menjawab demikian:
“Nak, Mama gak boleh nikah lagi. Nikah itu cuma sekali seumur hidup.”
Kemudian anakku bicara lagi:
“Tapi Ma, kalo Mama nikah lagi sama cowok yang ganteng, pasti Atha bakal tambah cantik…!”
Lagi-lagi istriku menanggapinya demikian:
“Nak, kalo Mama nikah sama cowok ganteng, gak bakalan saat ini Mama main sama atha.”
“Emang, kenapa Ma?” tanya anakku lagi.
“Ya iya, Atha itu ada kan karena Mama nikah sama ayah jelek.”
“Apes deh jadi anak ayah…!” Jawab anakku dengan suara yang sedikit melemah namun tetap saya bisa mendengarnya.
Aku yang dari semula memilih menjadi pendengar pun ikutan menimpal pembicaraan:
“Nak, apalagi kalo ayah yang nikah lagi sama cewek cakep, pasti Atha jadinya cantik buanget ya..!”
“Gak boleh…!” teriak anakku seketika itu juga.
Kutinggalkan sebentar setumpuk kain yang masih tersisa. Kuhampiri anakku, kupeluk dia erat-erat.
“Ma, rasanya seperti terbangun dari mimpi. Gak terasa ya, kini anak kita dah mulai besar…!”
Istriku pun hanya tersenyum. Sore itu kami larut dalam suasana penuh kegenbiraan. Rasanya dunia menjadi milik kami bertiga.
*Hanya sepenggal kisah bagaimana kami menyikapi pertanyaan-pertanyaan spontan dari anakku seiring dengan bertambahnya umur.