Wednesday 3 July 2019

Memiliki buku kumpulan hasil goresan tangan sendiri baik berupa kumpulan puisi maupun cerpen adalah mimpi yang sudah sekian lama menghantui tidur saya sepanjang kurun 20 tahun menjadi insan yang bergelut dengan anak-anak di bangku sekolah.  Yeah,  sejak awal mula saya mengajar mereka,  terutama terkait dengan disiplin ilmu yang saya tekuni di bangku kuliah, saya pun mendampingi anak-anak tersebut di dalam belajar bahasa dan sastra indonesia.

Dan setelah 20 tahun mimpi tersebut terkubur dalam dan dalam oleh kesibukan saya yang begitu banyak,  kini mimpi itu kembali menggelitik danmenuntut pemenuhannya. Berdyukur di sela-sela kesibukan mengajar belakangan saya tergerak untuk mengumpulkan berbagai tulisan tangan saya yang tersebar di media sosial ataupun di web pribadi saya untuk dikumpulkan menjadi beberapa buah buku antologi baik cerpen maupun puisi. 

Antologi Cerpen Tupai di Kelapa Karto adalah buku kumpulan cerpen perdana saya yang sudah saya terbitkan di akhir tahun 2018. Di awal tahun 2019 kemudian terbit antologi puisi perdana saya dengan judul Biarkan Saja.  Tidak lama berselang menyusul Kisah Usang 1993 kumpulan puisi kedua saya di Februari 2019.

Di samping mengumpulkan puisi-puisi hasil tulisan sendiri,  saya pun tergerak untuk mengumpulkan dan membukukan puisi-puisi tulisan anak didik saya. 

Mari Bersysir merupakan buku kumpulan puisi anak didik saya yang pertama kali saya bukukan.  Terdapat sekitar 90 puisi yang semuanya berbentuk syair.  Tentu saja puisi-puisi tersebut telah terlebih dshulu saya edit baik dari segi bahasa dan strukturnya agar memenuhi harapan. 
Mari bersyair ini merupakan kumpulan puisi siswa yang pertams kali saya bukukan dan kebetulan menjadi sesuatu yang bisa saya berikan untuk anak didik saya di saat saya akan berpindah tugas nantinya. 

Semoga sedikit banyak buku ini memberi manfaat bersama. 

Monday 20 May 2019


Seekor tupai melompat-lompat dari dahan ke dahan pada rumpun bambu di pekarangan belakang rumah Karto. Dikibas-kibaskan ekornya, ditengak-tengokkan kepalanya, dijulur-julurkannya lidahnya. Dijuntai-juntaikan kakinya, dan dibelalak-belalakkannya matanya. Di depan rumpun bambu itu, tegak berdiri sebatang pohon kelapa tepat di tengah-tengah pekarangan. Daunnya melambai-lambai diterpa angin yang sepoi-sepoi bertiup sore itu. Dari sela-sela lebatnya daun yang merunduk ke bawah, tampak beberapa buah kelapa dengan kulitnya yang mulai keriput dan mengering….
Begitulah kutipan paragraph pertama sebuah cerpen dengan judul Tupai di Kelapa Karto. Cerpen yang kebetulan menjadi judul untuk antyologi cerpen tersebut. Antologi Cerpen Tupai di Kelapa Karto merupakan antologi cerpen perdana yang saya tulis dan dibukukan. Butuh kurun waktu lama untuk menghimpun lebih kurang 23 cerpen dalam buku ini. Sebelumnya cerpen-cerpen tersebut telah terpublikasikan via blog ini.

Antologi Cerpen Tupai di Kelapa Karto menghadirkan kisah perjalanan seorang insan laki-laki yang mencoba memahami mahkluk Tuhan yang disebut wanita. Banyak pengalaman batin baik suka maupun duka yang dialaminya. Namun justru pengalaman-pengalaman tersebut justru yang mampuy menempa batin laki-laki tersebut sehingga pada akhirnya mampu menemukan jati dirinya sebagai seorang laki-laki yang memiliki banyak tanggung jawab atas kewajibannya sebagai seorang laki-laki yang telah terikat oleh sebuah tali perkawinan.

Tupai di Kelapa Karto sendiri bercerita tentang sosok laki-laki sederhana dengan pola pikir yang begitu sederhana, yang menjalani hidup dengan apa adanya tanpa aneh-aneh, narimo ing pandum-jawa- yang dalam kesahajaannya namun tetap memiliki rasa percaya dan berharap akan kemurahan Tuhan. Kepasrahan dan ketidakneko-nekoan ini justru mampu memberikan kebahagiaan dalam hidupnya.

Antologi Cerpen Tupai di Kelapa Karto, terbit petama Februari 2019 dengan tebak halaman 121 dengan kertas HVS A4 size 13Cm x 19Cm, diterbitkan melalui Diandra Creative.com yang bisa Anda peroleh via online dan beberapa market place yang ada.


Setahun sudah waktu berjalan. Tanpa terasa sudah setahun itu juga saya bergabung dan berproses bersama mereka dalam dinamika pendidikan di sekolah ini. Memang, sebenarnya saya tidaklah langsung berinteraksi dengan mereka dalam kegiatan KBM di dalam kelas. Sejauh ini saya mengenal mereka sebatas karena sering bertemu dan kemudian bertegur sapa saat-saat pergantian jam pelajaran ataupun jam istirahat belajar. Namun demikian, intensitas waktu yang demikian itu sudah teramat cukup buat saya mengenal mereka. Maka saya rasa tidak berlebihan ketika pada akhirnya saya berani mengemukakan kesan saya tentang mereka. Yeah, mereka adalah anak-anak yang penuh adab dan berkarakter baik dan memiliki dasar-dasar hidup yang baik.
Dan hari ini, Sabtu, 18 Mei 2019, anak-anak yang lebih tepat disebut sebagai remaja, atau malah remaja akhir itu, tengah menjalani serangkaian acara wisuda dan pelepasan mereka sebagai pelajar SMK setelah sebelumnya mereka berjuang dengan serangkaian kegiatan Ujian Sekolah, UNBK, Ujian Praktek Kompetensi dan beberapa bentuk ujian lainnya. Tentu serangkaian ujian tersebut tidak begitu saja mereka lalui dengan gampangnya. Namun berkat jerih payah dan perjuangan yang tak kenal lelah, maka layak saja jika pada akhirnya mereka mendapatkan pengalungan medali sebagai tanda kelulusan.
Dari bawah panggung kupandang mereka satu demi satu. Mereka begitu memesona. Para remaja putrinya yang mengenakan kebayak tradisional, dan para remaja putranya dalam balutan setelan jas, mereka tampil begitu anggun dan gagahnya. Mencirikan sosok-sosok generasi muda yang penuh dengan talentanya. Generasi yang siap menatap masa depan yang lebih cerah tentunya. Di sisni, dari bawah panggung ini, kupanjatklan doa dalam hati, mengiring kepergian kalian dari almamater tercinta. Semoga sukses menatap masa depan…! –Ndt--


Monday 13 May 2019

Tak terasa perjalanan waktu belajar kalian di bangku kelas VIII akan segera berakhir. Sebentar lagi kalian akan dihadapkan dengan serangkaian kegiatan akhir semester yang lazim disebut dengan UAS (Ulangan Akhir Semester). Tentu, tak ada satu pun di antara kalian yang mau gagal dalam event tersebut. Untuk itu, kalian perlu sedini mungkin membekali diri dengan belajar rajin.
Nah, untuk memberikan arah serta panduan belajar yang jelas terkait dengan materi-materi UAS khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, berikut ini disajikan kisi-kisi materi UAS Bahasa Indonesia Kelas VIII Tahun Ajaran 2018-2019. Untuk mengunduhnya, silakan klik link berikut ini : Kisi-Kisi UAS BahasaIndonesia Kelas VIII Tahun 2018-2019. Selamat belajar semoga sukses!

Sunday 25 November 2018

Anggelina Priscilla Tan, Wilsens Kiren, Daniel William Buntaran, dan Vincet Marcellino. Empat siswa SMP Tarakanita 2 Jakarta sempat kebingungan saat mengikuti lomba roket air lantaran  alat peluncur roket yang seharusnya disiapkan dari sekolah tidak terbawa serta saat keberangkatan. Beruntung kedua guru pembimbing mereka segera berinisiatif untuk meminta bantuan pihak sekolah untuk menyusulkan alat tersebut.

Maka beraksilah Bp. Agus, salah satu PP sekolah. Dengan alat peluncur roket di punggung, Bp. Agus pun memacu sepeda motor bebeknya menyusuri jalan raya antara Pluit-Rawamangun pagi itu. Jalanan yang mulai dipadati kendaran tidak menjadi penghalang niatnya membantu anak-anak itu. Dalam benaknya terersit harapan agar anak-anak  dapat mengikuti lomba membuat roket air.  Tak hendak Bp Agus melihat anak-anak dideskualifikasi lantaran tidak membawa alat peluncur roket di ajang Tarakanita Blok Rawamangun Science 2018 kali ini.

Beradu keterampilan dan ketangkasan dari saat membuat hingga meluncurkan roket, anak-anak SMP Tarakanita 2 berhasil meraih posisi kedua berdampingan dengan peserta MTS Umdatur Rasikhien tim A di posisi juara 1, dan Tim B MTS Umdatur Rasikhien sebagai juara 3. Dan pencapaian ini tentu tak dapat dilepaskan dari upaya beberapa pihak yang terlibat.