Terbangun pagi ini
mencoba meraih mimpi
yang telah terenda sejak dini hari
bersama pahitnya secangkir kopi
sayang, hanya sedikit lagi
Di depan mata kini menanti
bagai mata logam dengan dua sisi
antara kepentingan mengabdi dan diri sendiri
satu sisi,
di sana, pagi ini
anak-anak itu tengah menanti
untuk berbagi ilmu
bergelut dengan buku-buku
dan bukan cuma tugas dan tugas melulu
Lain sisi,
di sini, juga pagi ini
tampak begitu bingung si kecilku ini
dengan siapa dan bagaimana sekolahnya nanti
sebab Mbok pengasuh telah pergi
pulang kampung menyambut idul fitri
mungkinkah aku perlu mengundi
guna tetapkan pilihan, mana harus kulaku
antara anakku dan anak-anak itu
***
mencoba meraih mimpi
yang telah terenda sejak dini hari
bersama pahitnya secangkir kopi
sayang, hanya sedikit lagi
Di depan mata kini menanti
bagai mata logam dengan dua sisi
antara kepentingan mengabdi dan diri sendiri
satu sisi,
di sana, pagi ini
anak-anak itu tengah menanti
untuk berbagi ilmu
bergelut dengan buku-buku
dan bukan cuma tugas dan tugas melulu
Lain sisi,
di sini, juga pagi ini
tampak begitu bingung si kecilku ini
dengan siapa dan bagaimana sekolahnya nanti
sebab Mbok pengasuh telah pergi
pulang kampung menyambut idul fitri
mungkinkah aku perlu mengundi
guna tetapkan pilihan, mana harus kulaku
antara anakku dan anak-anak itu
***
Kayak mata uang aja..................
ReplyDelete