Saturday, 23 January 2016

Hari ini adalah hari yang sangat menakutkan. Di saat aku pulang sekolah, belum ada orang yang menjemputku. Aku menunggu orang tuaku menjemputku. Namun, tak lama kemudian, ada seorang lelaki berbadan besar datang menghampiriku dan memberiku beberapa permen dan cokelat. Aku tidak ingin menerimanya. Dan orang itu seketika berubah wajahnya menjadi marah dan keji. Aku pun berlari menjauh darinya. Namun ia mendekat dan menarik tanganku. Aku pun berteriak minta tolong. Namun keadaan sekolahku waktu itu sangat sepi. Rata-rata murid sudah pulang. Untung saja, seorang satpam mendengarku dan mengusir lelaki itu.
Karena hari sudah menjelang sore, dan orang tuaku belum menjemputku, aku memutuskan untuk pulang sendiri karena aku sudah hafal jalan menuju rumahku. Di perjalanan aku merasa ada seseorang yang mengikutiku. Namun ketika aku melihat ke belakang, seseorang itu hilang seketika. Aku sungguh takut, dan rasanya ingin menangis. Karena hari sudah mulai gelap, aku merasa merinding merasakan hembusan angin malam yang dingin dan pohon-pohon yang daunnya bergerak-erak. Untungnya, aku sampai di rumah dengan selamat

By, Stefani


***
Pada saat aku masih duduk di kelas  satu Sekolah Dasar, aku mempunyai dua sahabat karib, Naomi dan Maria. Naomi adalah anak yang mudah terpengaruh dengan apa yang ia tonton, jika ia menonton film detektif, esok harinya ia akan membawa topi dan kaca pembesar lalu berperilaku seperti detektif, jika ia menonton film “Dora The Explorer”, maka esok harinya ia sudah berperilaku seperti penjelajah.

Suatu hari, sehabis Naomi menonton film horror, ia menyampaikan kepada kami bahwa ia ingin membentuk kelompok pencari hantu dengannya, Maria dan aku sebagai anggotanya. Aku menolak mentah-mentah ide itu karena aku tidak percaya dengan hal semacam hantu. Naomi berkata bahwa itulah tujuannya membentuk kelompok ini. Ia ingin membuktikan bahwa hantu itu tidak ada. Akhirnya, terbentuklah kelompok itu.

Esok harinya, Naomi langsung member tahu informasi yang ia dapat kepadaku dan Maria, bahwa tangga sekolah kami ada hantu. Di sinilah kami tiga anak kecil pemberani sehabis pulangb sekolah, kami bersembunyi di balik tembok untuk mengawasi tangga berhantu itu. Angin bertiup lebih kencang dari biasanya, langit tampak mendung.

Naomi :”Perhatikan baik-baik!”
Maria  : “Aku tak melihat apapun…!”
Aku : “Kan sudah aku bilang, tak aka ada apa-apa.”
Naomi : “Lihat saja, sebentar lagi pasti hantu itu muncul!”
Saat kami asyik berdebat, sesosok bayangan hitam muncul.
“Lari……!”
“Tuhkan, apa yang aku bilang benar,” ucap Naomi. Aku dan Maria tidak merespon apapun muka kami sudah pucat pasi.

Dua hari setelah kejadian itu, aku baru masuk sekolah lagi, karena demam selama dua hari. Tiba-tiba Pak Pur, petugas kebersihan di sekolahku mendatangiku.
Pak Pur : “Dua hari yang lalu, saya lihat kamu dan dua temanmu kabur melihat saya, ada apa?”
Aku : “Kami melihat hantu di tangga, Pak..!”
Tiba-tiba Pak Pur tertawa sangat keras…
“Kalian salah lihat, yang kalian lihat itu bukan hantu, itu saya,” ucap Pak Pur. Aku menjadi semakin bingung. Jadi, Pak Pur adalah hantu?

Lalu, Pak Pur menunjukkan jaket hitam yang ia pakai saat itu. Rasanya malu sekali. Aku langsung mencari Naomi dan Maria, lalu mengajak mereka menemui Pak Pur. Kami sadar bahwa yang kami lihat itu Pak Pur bukan hantu berjubah hitam yang diceritakan Naomi. Akhirnya, kelompok pencari hantu itupun dibubarkan. Rasanya lega sekali karena ternyata tak ada yang namanya hantu. Semenjak itu, Naomi tak lagi terpengaruh tontonan yang ia lihat.

By. Grace 
***
Siang itu aku dan beberapa temanku berkumpul di rumah salah satu temanku untuk mengerjakan tugas kelompok prakarya. Kami dibantu ayah temanku dalam mengerjakan tugas karena tugas ini membutuhkan bantuan orang dewasa. 
Karena bosan, salah seorang temanku malah bermain game Minecraft dan mengajak teman-teman yang lain untuk ikut bermain. Di dalam game itu, temanku membuat semacam bangunan dan malah meledakkannya hingga hancur. Mereka pun ditegur ketua kelompok kami dan mereka disuruh melakukan tugas lain.

Ternyata, keusilan teman-teman kelompok masih berlanjut, mereka mulai menyembunyikan Hp teman yang lain di berbagai tempat. Aku pun ikut menjadi korban. Hpku tidak ada di sofa tempat aku meletakkannya terakhir kali. Setelah mencarinya, aku menemukan Hpku di dekat tong penampungan air.

Ketika kami membuang sampah-sampah ke tempat sampah dekat rumah, kami didekati anjing jalanan. Awalnya, anjing itu terlihat baik-baik saja, tetapi ketika kita mulai masuk kembali ke rumah, anjing jalanan itu mulai menggonggong dan menakuiti salah seorang temanku. Teman-teman yang lain segera melakukan ide usilnya, yaitu mengunci pintu pagar dan membiarkan temanku itu terjebak di luar bersama dengan anjing jalanan.

Temanku itu menyadari bahwa sedang dijebak teman-teman yang lain dan mencoba membuka pintu pagar rumah.  Namun, anjing jalanan itu mulai bergerak dan mengejar temanku. Ia tampak ketakukan dikejar anjing jalanan dan mencoba kabur dari anjing itu.
Lalu sepertinya ia mempunyai ide untuk menakut-nakuti balik anjing tersebut. Sayangnya bukan anjing itu yang lari ketakutan, malah temanku itu yang lari akibat kejaran anjing itu lagi. Karena teman-teman yang lain merasa kasihan, akhirnya mereka membuka pintu pagar dan membiarkan teman korban kejaran anjing jalanan itu masuk. Setelah masuk, ia segera menutup pintu pagar agar anjing jalanan itu tidak bisa masuk. Kejadian itu sangat menghibur kami semua dan merupakan salah satu kejadian tak terlupakan.

Beberapa waktu kemudian, kami pergi mencari anjing jalanan itu tetapi kami sangat kecewa karena tidak menemukannya. Akhirnya kami bermain basket dan sepeda di lapangan dekat rumah temanku itu. Karena siang itu cuaca sangat panas, kami hanya bermain sebentar dan melanjutkan tugas kita sebelum hari menjadi sore. Sangat disayangkan, kami tidak dapat menemukan anjing itu.

By. Stella M 
**** 

Thursday, 21 January 2016

Pada beberapa waktu yang lalu kalian telah secara bersama-sama belajar menulis puisi tentang keindahan alam di sekitar kalian. Dalam kegiatan penulisan puisi tersebut kalian secara langsung mencoba bersentuhan dengan alam di sekitar kalian. Di alam tersebut kalian mencoba melakukan kegiatan melihat, mendengar dan juga merasakkan segala hal yang ada. Kemudian dari hal-hal yang kalian dapatkan dari kegiatan melihat, merasa dan mendengarkan tersebut kalian gunakan untuk menulis puisi dengan cara merangkaiakan kata-kata kunci yang telah kalian catat terlebih dahulu di buku tulis yang telah kalian siapkan sebelumnya. Lantas, bagaimana kesan kalian setelah melakukan pembelajaran tersebut? Mungkin sebagian besar dari kalian akan mengiyakan ketika pada akhirnya kita sepakat katakana bahwa menulis puisi itu mudah.

Tentu saja tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kegiatan tersebut sedikit banyak kalian masih menemukan kendala sehingga membuat kalian merasa kesulitan dalam berpuisi, misalnya: merasa sulit dalam pemilihan kata, keterbatasan kosa kata atau perbendaharaan kata, kesulitaan membentuk rima dan beberapa kesulitan yang lainnya. Namun demikian, dengan kalian terus-menerus berlatih, niscahya kalian akan terbiasa dan bisa menulis puisi. Nah, pada kesempatan kali ini kembali kalian di minta berlatih menulis puisi dengan tema lingkungan. Lingkungan yang dimaksud khususnya adalah lingkungan sekolah tempat kalian menuntut ilmu setiap harinya.

Langkah kerja yang harus kalian lakukan sama seperti ketika kalian menulis puisi tentang keindahan alam yaitu dengan prosedur: lihat, dengar, rasakan dan tulislah. Selanjutnya,  untuk melihat hasil kerja kalian dan teman-teman kalian nantinya dapat diikuti melalui link berikut ini.


















Wednesday, 20 January 2016

Memasuki  medio Januari 2016 setelah sempat beberapa waktu terhenti karena kesibukan sekolah yang dipadati dengan kegiatan akhir semester ganjil dan libur natal 2015 dan juga tahun baru 2016, Gudep 01.515-01.516 SMP Tarakanita 2 Jakarta kembali menggelar latihan rutin mingguan. Sebagaimana kegiatan latihan yang sudah-sudah, latihan kali ini mengambil waktu dan tempat yang sama yaitu di halaman sekolah  pada pukul 12.30 WIB sampai 14.00 WIB. Kegiatan latihan kali ini merupakan latihan kedua setelah sebelumnya pada hari Rabu minggu lalu Gudep 01.515-01.516  telah melaksanakan latihan serupa untuk pertama kalinya di semester genap tahun ini.

Latihan kali ini merupakan latihan lanjutan dari apa yang telah direncanakan pada latihan sebelumnya. Sebagaimana telah diinformasikan dalam latihan pertama minggu lalu, Pramuka Gudep 01.515-01.515 sejalan dengan program sekolah, Gudep 01.515-01.516  telah merancang untuk menyelenggarakan kegiatan Perkemahan Jumat Sabtu (PERJUSA) atau yang dulu sering disebut dengan istilah Perkemahan Sabtu minggu (PERSAMI). Direncanakan kegiatan PERJUSA ini akan digelar di akhir semester genap tahun ini.

Demi mewujudkan rencana tersebut, Pramuka Gudep 01.515-01.516 pada kesempatan latihan kali ini menggelar demo latihan masak bersama. Dengan latihan masak bersama ini diharapkan anggota gudep memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar dalam hal memasak sederhana, seperti menanak nasi, memasak sayur dan membuat lauk makan sederhana. Latihan memasak sederhana ini dirasa perlu diberikan kepada anggota pramuka Gudep 01.515-01.516 dengan alasan faktor sosial-ekonomi keluarga mereka berasal. Sebagian besar dari mereka berasal dari lingkungan keluarga yang berstatus ekonomi menengah ke atas, sudah barang tentu dalam lingkungan keluarga yang demikian, kecil kemungkinan anak untuk setiap harinya bersentuhan dengan pekerjaan masak-memasak. “Paling tidak, dengan latihan ini, anak-anak tahu bagaimana cara memasak. Syukur-syukur masakannya bisa masak dan bisa dinikmati mereka bersama,” jelas sebuah sumber yang tidak mau disebutkan namanya.

Berdasar pantauan, terlihat anggota pramuka Gudep tampak begitu antusias dalam mengikuti latihan masak kali ini. Tanpa merasa sungkan mereka membawa sendiri peralatan-peralatan masak dari rumah, seperti: kompor gas portable, rice choocker, panci dan bahkan mereka tidak luput menyiapkan bahan-bahan baku untuk masakan mereka.

Dengan pendampingan dari sejumlah Kakak Pembina kegiatan pun dapat berlangsung dengan lancar. Di akhir kegiatan, para pendamping memberikan evaluasi atas proses dan hasil kerja memasak tiap-tiap regu. Setelah pendamping selesai memberi penilaian, setiap regu dipersilakan untuk menikmati hasil masakan masing-masing. Antara enak dan tidak enak hasil masakan mereka, tampaknya mereka sangat enak menikmati masakan tersebut.

Di akhir kegiatan, kaka pembina menegaskan kembali bahwa kegiatan semacam ini akan dapat membantu setiap anggota pramuka untuk bisa belajar mandiri.

***