Wednesday, 25 November 2015

Setelah beberapa kali kegiatan kepramukaan rutin mingguan Gudep 0.515 - 0.516 SMP Tarakanita 2 Jakarta tidak dapat dilangsungkan oleh karena padatnya  agenda kegiatan siswa, kali ini Rabu  25 November 2015 Gudep 0.515 – 0.516 SMP Tarakanita 2  kembali menggelar kegiatan kepramukaan rutin.


Penggalang Tarki-2
Kegiatan kepramukaan kali ini juga akan menjadi kegiatan penutup dari serangkaian kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan selama semester ganjil tahun ajaran 2015-2016. Hal ini sejalan dengan akan segera berakhirnya kegiatan belajar mengajar di semester ganjil  dengan akan dilaksanakan nya Ulangan Akhir Semester Ganjil Tahun Pembeljaran 2015-2016  di minggu depan.

Kegiatan kepramukaan kali ini diisi dengan agenda kegiatan tunggal yakni memupuk dan menggali ketrampilan serta kreativitas para pramuka penggalang melalui kegiatan membuat aneka kerajinan tangan dengan memanfaatkan barang-barang bekas.  Diharapkan dari kegiatan ini akan dihasilkan berbaga aneka kerajinan tangan yang dapat memberikan nilai lebih pada barang-barang yang jika dalam situasi pada umumnya sudah tidak bermanfaat lagi menjadi dapat bermanfaat kembali.

Diawali dengan tampilnya Kak Wuri dan Kak Vera yang memperkenalkan dan memeragakan bagaimana memanfaatkan koran bekas menjadi hiasan dinding, dan botol minum Aqua menjadi sebuah lonceng natal yang cantik,  sejumlah pramua penggalang kemudian berbaur dalam kelompok masing-masing untuk secara bersama-sama memperlihatkan kreativitas masing-masing dalam membuat aneka kerajinan tangan dengan memanfaatkan barang-barang bekas. Terlihat berbagai jenis barang bekas mereka telah persiapkan dari rumah, koran bekas, kardus makanan, plastik sedotan dan beberapa jenis barang bekas lainnya.

Selama kurang lebih satu jam, para pramuka penggalang begitu asyik memunculkan kreativitas masing-masing. Mereka berlomba untuk menghasilkan sebuah karya yang terbaik. Tentu selain karena dalam kegiatan kali ini akan diambil tiga karya terbaik dengan diberikan  hadiah, juga karena dari hasil kerajinan tangan ini nantinya akan digunakan sebagai hiasan natal pada perayaan natal bulan Desember nanti.

Sampai dengan tulisan ini diturunkan, kegiatan masih berlangsung sehingga belum didapatkan tiga hasil karya terbaik.

“Saya bisa jadi seperti ini juga karena jerih payah dan jasa dari guru-guru, termasuk Bapak tentunya, yang dalam pemahaman saya, Bapak juga adalah seorang guru, setidaknya ini yang saya baca di kartu identitas Bapak.” Ungkap seorang petugas yang saat itu sedang menjalankan tugas rutinnya menjaga ketertiban berlalu lintas.

Seandainya, Anda adalah seorang guru, bisa jadi Anda akan serta merta merasa tersanjung dan barang kali bahkan merasa bangga dibilang sebagai orang yang telah berjasa, setidaknya bagi Bapak Petugas tersebut. Tapi, tidak bagi saya pribadi yang saat itu memang sedang berbincang dengan Sang Petugas tersebut, ketika saya sedang terkena razia saat berkendara sepeda motor dan kedapatan Surat Izin Mengemudi saya telah kadaluwarsa. Dengan nada halus dan penuh rasa hormat, Bapak Petugas pun kemudian menepuk bahu saya dan melanjutkan berbicara,”Saya yakin, Bapak tahu bahwa untuk berkendara sepeda motor mesti dilengkapi dengan Surat Izin Mengemudi, saya lihat SIM Bapak sudah lama mati, Silakan Bapak luangkan waku untuk datang ke Kantor Pelayanan SIM terdekat dan minta untuk dibuatkan SIM baru, tidak susah kok Pak untuk mengurus perpanjangan SIM selama sesuai prosedur yang benar!” “Baik Pak, terima kasih,” ucap saya diliputi rasa malu seraya melanjutkan perjalanan dan meninggalkan Bapak Petugas yang menurut saya begitu baik dan perhatian terhadap nasib seorang guru, setidaknya nasib seorang guru seperti saya Guru Swasta” Guru yang Selalu Was-Was Semata.  

Ironis sekali barangkali apa yang saya ceritakan di atas, lebih-lebih jika dikaitkan dengan posisi saya sebagai guru, guru yang sesungguhnya dianggap sebagai sosok yang selalu digugu dan ditiru, tetapi kedapatan tidak memiliki Surat Izin Megemudi yang masih berlaku saat berkendara di jalan. Sungguh suatu hal yang sesungguhnya sangat memalukan bukan?.  Namun, tentu saja hal seperti ini terjadi bukan sebagai suatu kesengajaan.

Kesibukan sebagai seorang guru yang harus bangun pagi-pagi benar sebelum ayam berkokok dan kemudian bergegas ke tempat tugas, bergelut dengan buku-buku, berinteraksi dengan puluhan hingga ratusan siswa, seabrek pekerjaan siswa yang menuntut untuk dikoreksi, belum lagi ditambah dengan melengkapi administrasi pembelajaran, adalah rutinitas yang harus dihadapi oleh seorang guru setiap hari selama lima hari dalam seminggu sampai hari menjelang sore lalu pulang sampai rumah selepas senja. Rutinitas yang seperti inilah yang tak jarang menyududtkan guru untuk mau tidak mau sedikit melupakan hal-hal di luar tugas sebagai guru dengan alasan ketidaktersediaan waktu lagi. Inilah potret situasi yang sering dihadapi oleh guru yang karena kondisi harus berdomisili jauh dari tempat kerja, sebab untuk beroleh hunian di sekitar tempat kerja adalah sesuatu yang sulit terjangkau oleh sebagian besar mereka  yang berprofesi sebagai guru. Tentu terkait dengan kondisi perekonomian dan guru pada umumnya. Sebab, pada realitanya kehidupan para guru masih banyak yang jauh dari layak.

Tidak heran, jika dalam peringatan hari guru yang jatuh pada tanggal 25 November  ini upaya peningkatan kesejahteraan guru masih saja menjadi isu klasik yang akan senantiasa dan terus-menerus bergulir sepanjang masa di setiap peringatan hari guru. Sering kita mendengar kabar tentang akan diangkatnya para guru honorer menjadi pegawai tetap pemerintah. Namun kenyataannya, hal ini lebih banyak menjadi angin segar semata sebab di sisi lain ketidaktersediaan dana APBN menjadikan pemerintah tidak memungkinkan untuk pengangkatan pegawai honorer tersebut.

Niat baik pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru melalui pemberian tunjangan profesi bagi guru-guru yang telah memiliki Sertifikat sebagai Pendidik, nampaknya belum sepenuhnya membantu. Banyak guru yang sebenarnya memegang sertifikat pendidik namun tidak bisa mendapatkan Tunjangan Profesi ini. Hal ini disebabkan karena guru-guru yang telah bersertifikasi tersebut tidak dapat memenuhi kriteria pemenuhan jam wajib mengajar minimal  guru pada periode penerimaan tunjangan yang sedang berjalan. Dan semakin hari, kondisi ini kian terasakan oleh banyak guru yang secara kebetulan berkiprah di sekolah-sekolah swasta. Yang karena kian maraknya persaingan di dunia pendidikan meski terhambat dalam hal perolehan siswa.

Sementara itu, lepas dari itu semua, seyogyanya dengan peringatan hari guru yang jatuh setiap tanggal 25 November ini, semoga guru tidak akan mengenal kata lelah apalagi memutuskan untuk berhenti berkarya dalam mendidik dan mencerdaskan generasi penerus bangsa. Apapun yang terjdi tetap siap dan siaga untuk memikul tanggung jawab dalam menyiapkan generasi  muda Indonesia agar mampu bersaing dengan bangsa lain.

Semoga….
Selamat Hari Guru !



Thursday, 12 November 2015

Tim Tarki 2Y
Kembali Tim Futsal Tarki 2 menimang piala juara 3 dari ajang SMA Tarki 2 Cup tahun 2015. ini adalah prestasi kedua Tim Futsal Tarki 2 setelah sebelumnya pada bulan Oktober kemarin juga memperoleh juara ke-3 di ajang Tarlim Cup 2015.

Predikat juara 3 dipegang Tim Tarki 2 setelah di babak final dalam perebutan juara 3 berhasil menaklukkan tim dari MGS dengan skor 8-1. Harapan meraih juara 3 muncul setelah ambisi beroleh juara 1 atau 2 kandas setelah di babak semifinal Tim Tarki 2 menelan pil pahit saat melawan Tim Remaja Pluit. Dalam pertandingan semifinal yang digelar Kamis kemarin, Tim Tarki 2 bertemu dengan Tim Remaja Pluit dengan hasil akhir 8-9 untuk keunggulan Tim Remaja Pluit. Dengan beroleh kemenangan tipis atas Tim Tarki 2, di babak final Tim Remaja Pluit akan berhadapan dengan Tim Al Innayah yang berhasil mengalahkan Tim MGS di babak semi fianal.

Menurut pelatih Tim Tarki 2, kegagalan Tim Tarki 2 di babak semifinal lebih disebabkan karena kekurangdisiplinan pada tiap-tiap individu pemain. Pemain kurang bisa membangun  kerja sama tim sehingga cenderung permainan individu yang menonjol.

"Terlepas dari semua faktor yang ada, perolehan posisi juara 3 dalam ajang SMA Tarakanita 2 Cup 2015 ini patut untuk disyukuri," tutur pelatih.

Tuesday, 10 November 2015

Pembukaan Seminar
Mengantisipasi peredaran narkoba dan juga penyalahgunaannya yang kan marak di masyarakat, SMP Tarakanita 2 Jakarta ikut serta berupaya untuk sedini mungkin memberikan pembekalan kepada siswa agar tidak terjerumus dalam jerat lingkar narkoba.

Untuk kepentinga tersebut, SMP Tarakanita 2 Jakarta bekerja sama dengan BNN Kota Jakarta Utara menyelenggarakan Seminar Narkoba bagi siswa kelas 7 tahun ajaran 2015-2016 dan digelar hari Selasa 10 November 2015. Seminar Narkoba yang bertema "Perang Melawan Narkoba Upaya Menyelamatkan Generasi Muda" ini menghadirkan tiga pembicara dari BNN Kota Jakarta Utara yaitu: Bp. Bagus Wicaksono, Bp. Sunaryo dan Bp. Ilham.

Dalam ceramahnya kegita narasumber memberikan penjelasan dan juga informasi tentang bagaimana bahaya dari penyalahgunaan narkoba, bagaimana pola peredaran narkoba dan bagaimana kiat-kiat untuk menghindari jerat pemakaian narkoba. Melalui penayangan video dan juga slide, siswa diperkenalkan berbagai jenis narkoba dan korban-korban berjatuhan akibat penyalahgunaan narkoba.

Kegiatan seminar berlangsung kurang lebih 2 jam dan anak-anak terlihat sangat antusias mendengarkan para pembicara, Sesuai program yang ditentukan sekolah, acara serupa akan terus dilaksanakan setiap satu tahun sekali untuk siswa kelas 7 padea tahun bersangkutan.

Friday, 6 November 2015

Persiapan Pelepasan Balon
Memeriahkan perayaan Carolus Day, perayaan Santo pelindung Sekolah Tarakanita, sekolah-sekolah Tarakanita unit Pluit dari KB, TK, SD, SMP, dan SMA menggelar acara perayaan bersama yang bertempat di halaman utama Sekolah Tarakanita Unit Pluit.

Kegiatan yang mengambil tema "Dengan Semangat Bela Rasa Kita Wujudkan Persaudaraan Sejati Menuju Tarakanita Baru" diawali dengan doa pembukaan kemudian dilanjutkan dengan pemberian karangan bunga kepada suster-suster yang berkarya di unit KB sampai dengan SMA. Pemberian bungan dilakukan oleh perwakilan murid dari tiap-tiap jenjang. Pemberian karangan bunga dimaksudkan sebagai tanda ucapan terima kasih dari siswa kepada para suster yang telah dengan setia dan tanpa mengenal lelah berkarya membaktikan diri di Sekolah Unit Pluit.

Usai pemberian karangan bunga, acara dilanjutkan dengan pelepasan balon. Terlebih dahulu sejumlah siswa TK dan SD membawa masing-masing satu buah balon, kemudian dengan diiringi alunan lagu Santo Carolus, siswa tersebut kemudian mengerumuni seikat balon dalam jumlah besar yang siap untuk diterbangkan bersama. Dalam hitungan ketiga, balon pun kemudian dilepas secara bersamaan, mengangkasa dan mewarnai langit di atas Sekolah Tarakanita Unit Pluit. Tentu dengan harapan agar Sekolah Tarakanita tetap mampu berkibar dalam persaingan dunia pendidikan yang semakin global.

Usai pelepasan balon, acara semakin meriah dengan ditampilkannya berbagai pentas seni dari anak-anak. Tampil pertama anak-anak TK dengan tariannya Si Gembala Sapi. Menyusul berikutnya anak-anak SD menampilkan sebuah tari dengan nama Tari Persembahan dengan iringan musik angklung. Tampil ketiga, Regina menyanyikan sebuah lagu berjudul Heal The World. Penampilan selanjutnya, anak-anak SMA dengan tari Saman sekaligus menutup perayaan Carolus  di lapangan.

Sesuai rencana, acara perayaan dilanjutkan dengan misa syukur bersama di Gereja Stella Maris Pluit dan dibawakan oleh Pastor Alfred.Msc.